Stuart namanya, guide sekaligus merangkap sopir saat kami mengeksplorasi indahnya Scotland Highland yang terkenal itu. Sosok pria yang ramah dan sabar, dengan terampil membawa kami menuju spot-spot indah untuk mengambil gambar.
Sepanjang perjalanan,
ia bercerita tentang sejarah serta keunikan masing-masing tempat, dan disampaikannya
dengan sangat menarik.
Ketika tur kami selesai, penumpang mulai di drop Stuart di masing-masing pemberhentian bus
dekat hotelnya. Sementara saya dan suami tetap mengikuti Stuart hingga ke Kyle of Locash, karena kami ingin mengulang mengambil gambar Eilean Donan Castle, tempat
shooting film James Bond: Tommorrow Never Dies, di waktu malam saat lampu sudah
dinyalakan.
Stuart berbaik hati mengantar kami ke Eilean Donnan Castle, meski itu sedikit lebih jauh dari tempat pemberhentian seharusnya. Sungguh Stuart baik hati!
Stuart berbaik hati mengantar kami ke Eilean Donnan Castle, meski itu sedikit lebih jauh dari tempat pemberhentian seharusnya. Sungguh Stuart baik hati!
Tinggal kami berdua dengan Stuart. Melewati gunung dengan puncak mendatar
seperti meja. Saya bercerita bahwa saat ke Afrika Selatan, di sana ada gunung
yang terkenal: Table Mountain. Cerita pun mengalir tentang patung David
Livingstone, misionaris terkenal, yang ada di dekat Victoria Falls yang
terkenal, baik dari sisi Zimbabwe mau pun sisi Zambia. David Livingstone yang
memberi nama air terjun cantik itu Victoria Falls, mengambil nama dari Queen
Victoria. " Tentunya para malaikat sedang naik turun, " ujar David Livingstone saat menyaksikan keindahan air terjun yang meluapdi Victoria Falls.
"Ibu saya selalu bercerita bahwa keluarga kami merupakan kerabat dari
David Livingstone. Tahukah Anda, beliau berasal dari Scotland? Saya tidak tahu
kebenarannya, tetapi itulah yang selalu diungkapkan oleh ibu saya,"
demikian ungkap Stuart.
Ternyata dulu Stuart adalah pendeta penuh waktu, tetapi sekarang dia memilih bekerja sendiri dan tetap support pelayanan. Setiap minggu dia masih berkotbah di gereja. Kadang di kebaktian umum atau di kaum muda. "Dulu Scotland yang paling banyak mengirimkan misionari ke seluruh dunia. Tetapi sekarang justru Scotland yang membutuhkan misionaris", ujarnya. Jemaat di gerejanya hanya sekitar 60 orang, karena dia memang tinggal di Kyle of Locash yang hanya berpenduduk sekitar 800 orang. Dan ada beberapa gereja di sana.
Putra sulungnya yang berusia 12 tahun, bercita-cita ingin menjadi misionari ke Bolivia. Dia suka sekali membaca autobiografi para misionaris seperti David Livingstone dan lainnya. Dia juga sudah mempelajari secara mendetil tentang Bolivia dan mendoakannya. Mungkin darah misionari memang mengalir dalam keluarganya, ditambah dengan hati yang memang mengasihi Tuhan.
"Kadang-kadang saya sedih, hanya ada 1 tamu. Ah... berarti tidak ada keuntungan," jelasnya, " tetapi karena hanya 1 orang, pembicaraan menjadi intens dan tamu ini tertarik ketika saya sharing tentang kebenaran firman Tuhan dan tentang Yesus. Ternyata Tuhan punya rencana khusus hanya mengirimkan 1 tamu hari ini, " ujarnya lagi. Hidup memang tidak pernah menjanjikn sesuatu yang berjalan mulus, tetapi ketika kita mampu mensyukuri segala sesuatu, maka kita akan selalu menemukan rencana Tuhan yang indah dibalik semua yang terjadi.
Tidak hanya sekedar
belibur menikmati keindahan Scotland Highland, saya dan suami juga menikmati
bonus berkat: bertemu dengan saudara seiman yang juga kerabat David Livingstone
dan juga kesaksian ucapan syukur yang membuat hidup Stuart penuh damai serta
sukacita. Tidak ada kebetulan di dunia ini. Pertemuan dengan Stuart telah
diatur Tuhan untuk menorehkan warna berbeda dalam kehidupan saya.
Ternyata dulu Stuart adalah pendeta penuh waktu, tetapi sekarang dia memilih bekerja sendiri dan tetap support pelayanan. Setiap minggu dia masih berkotbah di gereja. Kadang di kebaktian umum atau di kaum muda. "Dulu Scotland yang paling banyak mengirimkan misionari ke seluruh dunia. Tetapi sekarang justru Scotland yang membutuhkan misionaris", ujarnya. Jemaat di gerejanya hanya sekitar 60 orang, karena dia memang tinggal di Kyle of Locash yang hanya berpenduduk sekitar 800 orang. Dan ada beberapa gereja di sana.
Putra sulungnya yang berusia 12 tahun, bercita-cita ingin menjadi misionari ke Bolivia. Dia suka sekali membaca autobiografi para misionaris seperti David Livingstone dan lainnya. Dia juga sudah mempelajari secara mendetil tentang Bolivia dan mendoakannya. Mungkin darah misionari memang mengalir dalam keluarganya, ditambah dengan hati yang memang mengasihi Tuhan.
"Kadang-kadang saya sedih, hanya ada 1 tamu. Ah... berarti tidak ada keuntungan," jelasnya, " tetapi karena hanya 1 orang, pembicaraan menjadi intens dan tamu ini tertarik ketika saya sharing tentang kebenaran firman Tuhan dan tentang Yesus. Ternyata Tuhan punya rencana khusus hanya mengirimkan 1 tamu hari ini, " ujarnya lagi. Hidup memang tidak pernah menjanjikn sesuatu yang berjalan mulus, tetapi ketika kita mampu mensyukuri segala sesuatu, maka kita akan selalu menemukan rencana Tuhan yang indah dibalik semua yang terjadi.
Loch ness difilmkan
dengan judul yang sama, dibintangi oleh Ted Danson, Joely Richardson, Ian
Holmes & James Frain pada tahun 1996.
Loch Ness Monster
seperti pada foto pertama, dipercaya ada pada danau di sepanjang Higlands,
Scotlandia. Dipercaya sebagai mahluk air yang sewaktu-waktu bisa muncul pada
saat yang tak terduga.
Kami menempuh 1 jam
perjalanan dari kota Inverness, lalu naik perahu boat yang memuat sekitar 100
penumpang, sambil harap-harap cemas beruntung melihat monster di Loch Ness,
menuju Uquhart Castle. Reruntuhan castle unik di tepi danau. Udara yang dingin,
ditambah angin semilir bulan Oktober yang menusuk tulang. Dari kejauhan tampak
Castle nan cantik anggun memukau. Perahu boat sengaja berputar memberi
kesempatan para penumpang mengabadikan foto cantik castle dari danau.
Yang menarik pula,
kami menemukan tangki air berwarna hitam seperti tangki air MPOIN hitam yang
Anti Pecah. Kami sudah membuktikan di Amerika, Eropa, Mexico dan sekarang di
Scotlandia, semua tangki air berwarna hitam agar Tidak Tembus Cahaya sehingga
jamur tidak dapat hidup serta menjaga air tetap jernih.
Foto : P.Indra,
Stuart & Yenny Indra.
Yenny Indra,
Traveler, Family
Growth Inspirator,
Co-Founder Pipaku
MPOIN
No comments:
Post a Comment