Sama seperti
Indonesia, Vietnam pun punya banyak tempat wisata. Mulai dari gedung-gedung tua
peninggalan sejarah hingga yang paling mahsyur, yaitu Halong Bay. Seperti apa
eksotisme Vietnam ?
Prinsip traveling
ala backpacker adalah mengeluarkan biaya semurah mungkin
untuk menjelajah sebanyak mungkin tempat. Itulah yang baru saja saya lakukan
dalam perjalanan satu minggu ke kawasan Indochina
, Vietnam. Hanya dengan sekitar Rp 4 juta, saya bisa menikmati keindahan
dua kota besar di Vietnam, yaitu Hanoi dan Saigon atau yang sekarang disebut Ho
Chi Minh City. Dari Hanoi ke Ho Chi Minh City, saya terbang dengan penerbangan
domestik, Vietjet.
Kamis (7/4) malam,
saya meninggalkan Jakarta dengan Tiger Air. Setelah 1 jam 4o menit, akhirnya
saya tiba di Bandar Udara Internasional Changi, Singapura. Saya menghabiskan
malam di bandara karena penerbangan selanjutnya akan dilakukan pagi hari.
Inilah salah satu pengorbanan yang harus kita bayar kalau membeli ticket murah.
Penerbangan yang seharusnya memakan waktu 3 jam menjadi 15 jam.
Anda tak usah
khawatir karena harus melewati malam di bandara ini. Ada banyak fasilitas yang
bisa Anda gunakan secara gratis. Tersedia air dingin untuk minum dan dispenser
air panas jika Anda ingin menyeduh kopi. Bahkan ada mesin pijat kaki yang juga
bisa Anda gunakan. Atau bisa pula melihat beberapa ekor ikan koi
berenang-renang di kolam mini.
Pagi harinya, dari
Singapura, penerbangan saya lanjutkan ke Hanoi, Vietnam. Dari Bandar Udara
Internasional Noi Bai, saya menumpang bis umum ke pusat kota Hanoi dengan
ongkos 9000 Vnd atau sekitar Rp 6.750. Nilai tukar rupiah memang sedikit lebih
tinggi daripada Vietnam Dong atau Vnd.
Saya sudah mengambil penginapan murah di Old Quarter jauh-jauh hari melalui booking.com. Disinilah tempatnya para wisatawan dari berbagai negara menginap. Selama 5 hari di Central Backpacker Hostel di Old Quarter, saya cukup membayar 30 dollar Amerika atau 675.000 Vnd dengan kurs $1 = 22.500 Vnd. Di hostel ini saya sudah mendapatkan sarapan pagi yang enak, bebas menggunakan internet atau wi-fi dan bebas pula minum bir antara jam 7-8 malam. Murah bukan ? Oh ya, tak ada perbedaan waktu antara Vietnam dengan Waktu Indonesia Bagian Barat.
Saya sudah mengambil penginapan murah di Old Quarter jauh-jauh hari melalui booking.com. Disinilah tempatnya para wisatawan dari berbagai negara menginap. Selama 5 hari di Central Backpacker Hostel di Old Quarter, saya cukup membayar 30 dollar Amerika atau 675.000 Vnd dengan kurs $1 = 22.500 Vnd. Di hostel ini saya sudah mendapatkan sarapan pagi yang enak, bebas menggunakan internet atau wi-fi dan bebas pula minum bir antara jam 7-8 malam. Murah bukan ? Oh ya, tak ada perbedaan waktu antara Vietnam dengan Waktu Indonesia Bagian Barat.
Sabtu (9/4) pagi, dengan peta yang saya dapatkan di penginapan, saya mulai menjelajahi beberapa destinasi sesuai dengan itinerary yang sudah saya susun. Kecuali Halong bay atau Teluk Halong, semua destinasi saya jelajahi dengan berjalan kaki. Dengan berjalan kaki, saya bisa melihat secara langsung keadaan masyarakat Vietnam dan bangunan-bangunan di sepanjang jalan. Ada kalanya saya berhenti sejenak untuk ber-selfie.
Wisata di Tengah Kota.
Tempat-tempat
wisata di Vietnam Utara bisa dikatakan berpusat di kota Hanoi. Hanya beberapa
puluh menit saja dengan berjalan kaki, saya sudah menemukan danau Hoan Kiem
yang terkenal itu. Danau di tengah kota ini menjadi daya tarik bagi wisatawan
mancanegara. Banyak juga warga Hanoi yang menghabiskan waktunya dengan duduk di
bangku-bangku di sekeliling danau.
Hoan Kiem, dalam bahasa Vietnam berarti pedang yang dikembalikan. Menurut legendanya, di danau inilah dahulu kala pedang Thuan Tien dikembalikan oleh Le Loi kepada Raja Naga atau Long Vuong.
Hoan Kiem, dalam bahasa Vietnam berarti pedang yang dikembalikan. Menurut legendanya, di danau inilah dahulu kala pedang Thuan Tien dikembalikan oleh Le Loi kepada Raja Naga atau Long Vuong.
Le Loi adalah Kaisar
Vietnam yang berhasil membebaskan Vietnam dari kekuasaan China pada tahun 1428
dengan meminjam pedang Thuan Thien dari Raja Naga. Pedang itu kemudian dia
kembalikan melalui seekor kura-kura raksasa yang muncul di danau itu. Itulah
sebabnya di dalam kuil yang dihubungkan dengan jembatan merah itu, ada seekor
kura-kura besar yang sudah diawetkan. Kura-kura itu ditaruh didalam boks kaca.
Untuk masuk ke dalam kuil, saya harus merogoh kocek sebesar 30.000 Vnd.
Tidak jauh dari situ, berdiri gereja Katedral St.Joseph. Bangunan ini adalah saksi sejarah kolonialisme Prancis atas Vietnam. Katedral bergaya arsitektur gothic-revival atau neo-gothic ini mulai dibangun pada tahun 1886 dan dibuat menyerupai Notre-Dame de Paris, Prancis. Inilah gereja tertua di Vietnam.
Tidak jauh dari situ, berdiri gereja Katedral St.Joseph. Bangunan ini adalah saksi sejarah kolonialisme Prancis atas Vietnam. Katedral bergaya arsitektur gothic-revival atau neo-gothic ini mulai dibangun pada tahun 1886 dan dibuat menyerupai Notre-Dame de Paris, Prancis. Inilah gereja tertua di Vietnam.
Saya melajutkan
penjelajahan saya ke Ho Chi Minh
Mausoleum. Di sinilah mayat Ho Chi Minh atau yang dijuluki Paman Ho, pemimpin besar Vietnam, diawetkan.
Berhubung hari itu adalah hari Senin, saya dan wisatawan lainnya harus menunggu
hingga jam 11 baru diperbolehkan masuk. Saya putuskan hanya untuk ber-selfie
dengan latar belakang Ho Chi Minh Mausoleum, lalu pergi ke Lenin Park.
Ho chi Minh memang
sangat dihormati oleh rakyat Vietnam. Dialah yang membacakan deklarasi
kemerdekaan Vietnam pada 2 September 1945 dan menjadi Ketua Partai Komunis
Vietnam dari tahun 1951 hingga kematiannya pada tahun 1969. Karena jasa-jasanya
itulah, Saigon berganti nama menjadi Ho Chi Minh City.
Bangunan makam Ho
Chi Minh terinspirasi dari makam Lenin, Pemimpin Komunis Rusia yang ada di kota
Moskow itu. Maklum, kedua negara ini sama-sama berpaham komunis. Itulah
sebabnya, tidak jauh dari makam Paman Ho, kita menemukan Lenin Park.
Untuk menyusuri sejarah pendidikan bangsa Vietnam, datanglah ke Temple of Literature. Ini adalah objek wisata yang tak boleh dilewatkan, sering disebut juga Temple of Confucius. Kuil ini memang didedikasikan kepada Confucius, filsuf terkenal dari China. Inilah universitas nasional pertama Vietnam yang dibangun pada tahun 1070. Disinilah dahulu para birokrat, kaum bangsawan dan anggota kerajaan Vietnam dididik.
Semula saya mengira
bahwa Temple of Literature ini sebuah universitas besar seperti yang kita lihat
di Indonesia atau negara-negara Barat pada umumnya. Ternyata saya keliru.
Bangunannya tidak terlalu besar. Bentuknya seperti kuil-kuil pada umumnya.
Untuk menikmati Temple of Literature ini, saya juga harus merogoh kocek sebesar
30.000 Vnd.
Berburu Pho.
Belum lengkap rasanya
jika tidak mencicipi kuliner khas Vietnam. Apa kuliner khas Vietnam ? Pho (baca
: feu). Sejenis mie yang terbuat dari tepung beras. Pho disajikan dengan kuah
kaldu dan irisan daging serta sayuran diatasnya. Perpaduan yang umum kita temui
dalam semangkuk pho, selalu dalam porsi jumbo : daun selada, kol, tauge, daun
mint dan perasan jeruk lemon.
Pada hari pertama
di Hanoi, saya berkenalan dengan sepasang traveler dari Polandia. Kami pun
sepakat untuk berburu pho sebagai menu makan malam kami. Memang ada banyak
penjual mie di Old Quarter. Tetapi di mana pho yang enak ? Ternyata tidak sulit
menemukannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di mana ada banyak orang makan,
di situlah makanan yang enak dijual. Itulah yang kami jadikan patokan. Ternyata
lokasinya sangat dekat dengan tempat kami menginap. Dan malam itu kami
menikmati pho dengan sangat lahap dengan hanya 90.000 Vnd untuk 3 porsi.
Di kota Ho Chi
Minh, dari informasi yang saya dapatkan, pho yang lezat ada di restoran Pho
2000. Restoran ini menjadi terkenal namanya karena pernah disinggahi oleh
mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton. Jika beruntung kita bisa memesan
pho dan duduk di meja tempat Clinton makan waktu itu.
Restoran ini terletak tidak jauh dari Benh Thanh market, tempat shopping yang terkenal itu. Karena harga-harganya yang “ miring “, orang sering kalap saat berbelanja di pasar serba ada ini. Di sinilah saya bertemu dengan teman satu komunitas back packer dari Jakarta.
Jejak-Jejak Renesains.
Restoran ini terletak tidak jauh dari Benh Thanh market, tempat shopping yang terkenal itu. Karena harga-harganya yang “ miring “, orang sering kalap saat berbelanja di pasar serba ada ini. Di sinilah saya bertemu dengan teman satu komunitas back packer dari Jakarta.
Jejak-Jejak Renesains.
Di kota Ho Chi Minh
memang ada banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Namun, hanya sehari saya
berada di kota ini. Sesuai dengan rencana perjalanan yang sudah saya susun,
tempat yang menjadi tujuan utama saya adalah Basilika Notre Dame Saigon.
Resminya bernama Basilika Bunda Konsepsi Imakulata. Ini adallah sebuah katedral
yang dibangun oleh kolonial Prancis antara 1863 – 1880. Gereja ini memiliki 2
menara lonceng dengan ketinggian 58 meter.
Menurut sejarahnya,
setelah Prancis menaklukkan Cochinchina dan Saigon, Gereja Katolik Roma
mendirikan sebuah komunitas dan pelayanan keagamaan. Pada mulanya, sebuah
pagoda diubah oleh Uskup Lefevre menjadi sebuah gereja.
Untuk mendorong
pertumbuhan rohani umat Katolik di Vietnam, Paus Yohanes XXIII lalu mendirikan
sebuah keuskupan pada tahun 1960 dan melantik Uskup Agung Hue untuk Hanoi dan
Saigon. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1962, Paus memberikan status basilika
dan menamakannya Basilika Katedral Notre Dame Saigon.
Bersebelahan dengan katedral ini adalah Buu Dien yang berarti Kantor Pos. Ini juga salah satu peninggalan Prancis. Arsitekturnya merupakan perpaduan dari arsitektur Eropa dan Asia. Kantor pos ini dibuka pada November 1860. Perangko pertama bergambar burung bangau diluncurkan pada 13 Januari 1863.
Bersebelahan dengan katedral ini adalah Buu Dien yang berarti Kantor Pos. Ini juga salah satu peninggalan Prancis. Arsitekturnya merupakan perpaduan dari arsitektur Eropa dan Asia. Kantor pos ini dibuka pada November 1860. Perangko pertama bergambar burung bangau diluncurkan pada 13 Januari 1863.
Di bagian depan,
tepatnya diatas pintu masuk, terdapat jam dinding. Kemegahan bangunan ini
terlihat dari bentuk langit-langitnya yang melengkung tinggi dengan paduan
warna krem dan hijau. Di bagian ujung atau tempat pelayanan utama, orang akan
dengan mudah melihat gambar Paman Ho yang cukup besar dan mencolok.
Kata orang, Saigon
Central Office ini adalah salah satu contoh terbaik dari gaya arsitektur
renaisans di Vietnam. Yang mendesainnya adalah Gustave Eiffel, orang yang sama
yang telah mendesain Menara Eiffel di kota Paris sana.
Eksotisme Halong
Bay.
Jangan tinggalkan
Hanoi sebelum menjelajah Halong Bay! Kalimat ini sering diucapkan para
wisatawan. Halong Bay adalah primadona wisata di Vietnam. Hampir semua hotel
atau biro-biro perjalanan menawarkan wisata ke Halong Bay. Sejak awal, saya
memang sudah memasukkan Halong Bay sebagai salah satu destinasi wisataku. Di
penginapan, saya mendaftarkan diri untuk mengambil one day trip dengan membayar $ 34. Itu sudah termasuk biaya makan
siang diatas boat dan antar-jemput dari dan ke tempat penginapan. Lamanya
perjalanan dari Hanoi ke Halong Bay sekitar 4 jam.
Jam 8 pagi, sesuai
dengan perjanjian, saya dijemput dengan mini bus. Bus yang sama kemudian
menjemput peserta lainnya dari hotel yang satu ke hotel yang lain. Ada turis
dari Asia, Amerika dan Eropa. Dalam perjalanan dari hotel ke Halong Bay,
pemandu wisata bercerita tentang Halong Bay dan legenda dibaliknya. Ia
bercerita dalam bahasa Inggris tentunya.
Halong Bay memang tempat yang eksotis. Oleh Unesco, Halong Bay dimasukkan sebagai situs warisan dunia pada tahun 1994. Masuk dalam 1 dari 7 keajaiban dunia pada tahun 2013 lalu.
Halong Bay memang tempat yang eksotis. Oleh Unesco, Halong Bay dimasukkan sebagai situs warisan dunia pada tahun 1994. Masuk dalam 1 dari 7 keajaiban dunia pada tahun 2013 lalu.
Halong Bay adalah
sebuah teluk seluas lebih kurang 1.500 km persegi dengan garis pantai sepanjang
120 km. Teluk ini berada di dalam teluk Ton Kin, dekat perbatasan dengan
Republik Rakyat Cina. Terletak di Provinsi Quang Ninh, Vietnam Utara, sekitar
170 km dari kota Hanoi.
Ada kisah menarik
dibalik tempat yang indah ini. Konon, ketika baru berdiri, Vietnam harus
menghadapi musuh-musuhnya dari Utara yang menyerang melalui lautan.
Untuk melindungi Vietnam, kaisar Giok dari “ langit “ mengirim Ibu Naga dan anaknya ke bumi untuk membantu Vietnam. Ibu Naga dan anaknya membakar kapal-kapal musuh dan mengeluarkan batu-batu zamrud besar sebagai tembok pertahanan. Kapal-kapal musuh tenggelam.
Ibu Naga dan anaknya ternyata tidak kembali ke “ langit “, tetapi tinggal di dunia ini sebagai manusia dan membantu penduduk untuk bercocok tanam dan berternak. Untuk mengenang jasa Ibu Naga dan anaknya, penduduk yang hidup di sekitar teluk itu menamakan teluk itu Halong. Sedangkan teluk di mana anak Naga turun disebut Bai Tu Long yang berarti terimaksih kepada anak naga.
Untuk melindungi Vietnam, kaisar Giok dari “ langit “ mengirim Ibu Naga dan anaknya ke bumi untuk membantu Vietnam. Ibu Naga dan anaknya membakar kapal-kapal musuh dan mengeluarkan batu-batu zamrud besar sebagai tembok pertahanan. Kapal-kapal musuh tenggelam.
Ibu Naga dan anaknya ternyata tidak kembali ke “ langit “, tetapi tinggal di dunia ini sebagai manusia dan membantu penduduk untuk bercocok tanam dan berternak. Untuk mengenang jasa Ibu Naga dan anaknya, penduduk yang hidup di sekitar teluk itu menamakan teluk itu Halong. Sedangkan teluk di mana anak Naga turun disebut Bai Tu Long yang berarti terimaksih kepada anak naga.
Beribu-ribu tahun
setelah peristiwa itu, batu-batu zamrud berubah menjadi pulau-pulau dengan
berbagai ukuran dan bentuk. Diperkirakan di Halong Bay itu terdapat 1.969 pulau
batu kapur yang menjulang dari laut.
Saya dan
teman-teman yang mengikuti trip ini berkali-kali berdecak kagum. Terpesona akan
keindahan dan keajaiban alamnya. [ Sahala Napitupulu ]
Agar Traveling Anda
Menyenangkan :
Lakukan persiapan
dari jauh-jauh hari sebelum Anda terbang ke tempat wisata. Manfaatkan internet
untuk menyiapkan diri Anda. Berikut ada beberapa hal penting yang harus Anda
persiapkan.
Tiket pesawat.
Booking lah tiket pesawat dari jauh-jauh hari. Salah satu cara yang bisa Anda
gunakan adalah mendapatkan tiket murah atau tiket promo dari berbagai maskapai
penerbangan.
Pelajari Tempat. Pelajari
tempat yang menjadi tujuan wisata Anda. Anda harus tahu tempat-tempat wisata
apa saja di kota atau di negara itu dan jaraknya dari pusat kota atau fasilitas
umum, jenis-jenis sarana transportasi, budaya masyarakat dan iklim.
Mencari Penginapan.
Di mana Anda akan menginap ? Di hotel ? Atau di hostel ? Jika Anda adalah
seorang backpacker, carilah hostel yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat
wisata. Dengan begitu, Anda hanya perlu berjalan kaki dari tempat penginapan ke
tempat wisata. [ Sahala Napitupulu ]
*Dipublikasikan
oleh tabloid Genie,
Edisi 34,Tahun ke
XII, 28 April-4 Mei 2016.
No comments:
Post a Comment