Siang
hari waktu Jerman di bulan Juni 2012, Setelah saya keluar dari bandara Munchen.
Claudy Strobl telah menunggu kedatanganku. Dengan berjalan kaki, hanya beberapa menit kami sudah berada di stasiun kereta
api. Tetapi, perutku agaknya menuntut supaya segera diisi. Memang siapa yang
tahu, saya lapar atau kenyang ? Sebab, orang-orang berlalu-lalang disini sudah
sarat dengan membawa persoalan dan pikirannya masing-masing. Jadi, uruslah diri
sendiri.
Segera saya dan Claudy mencari cafe dimana ada penjual sosis panggang. Tidak sulit menemukannya. Hampir sama saja dengan keadaan yang kita temukan di Indonesia, di stasiun-stasiun besar selalu banyak orang berjualan makanan.
Selesai menikmati roti, sosis panggang dan minum segelas bir dingin, segera kami melanjutkan perjalanan, menaiki kereta api kelas ekonomi menuju Austria, dimana nanti saya akan berbicara di beberapa gereja di Austria tentang matinya kebebasan beragama dan beribadah di Indonesia.
* My memory traveling.
Segera saya dan Claudy mencari cafe dimana ada penjual sosis panggang. Tidak sulit menemukannya. Hampir sama saja dengan keadaan yang kita temukan di Indonesia, di stasiun-stasiun besar selalu banyak orang berjualan makanan.
Selesai menikmati roti, sosis panggang dan minum segelas bir dingin, segera kami melanjutkan perjalanan, menaiki kereta api kelas ekonomi menuju Austria, dimana nanti saya akan berbicara di beberapa gereja di Austria tentang matinya kebebasan beragama dan beribadah di Indonesia.
* My memory traveling.
No comments:
Post a Comment