Bagi seorang
pecinta perjalanan, setidaknya bagiku, selain suka narsis juga harus
memerhatikan tempat dimana ia berada. Seorang pecinta traveling tentu suka
memerhatikan bagaimana kehidupan dan interaksi orang-orang disekitar, lalu
membuat catatan-catatan dan menyimpannya sebagai dokumentasi pribadi. Kata seorang
teman, bila ingin melihat warna kehidupan datanglah ke pasar dan terminal bis
atau stasiun kereta api. Itulah yang membuatku suatu hari berdiri di sini, di
depan kios dan terminal bisa di kota Vienna. Dan segera aku membandingkannya
dengan terminal di Jakarta, seperti di pasar Senen. Di terminal Senen, selain
jorok, macet dn suasananya berisik, yang paling menyolok adanya perasaan tak
nyaman bila kita berada di situ. Tak nyaman karena banyaknya preman dan
pencopet berkeliaran di terminal. Tetapi, aku tidak melihat itu terjadi di
sini, di terminal bisa kota Vienna ini. Tidak berisik dan serba teratur.
Di kota Vienna ini
kusempatkan jajan di pinggir jalan. Kukatakan pada temanku, aku pengen juga
menikmati jajanan di pinggir jalan. Temanku ini maklum. Maka setelah kami puas
mengitari kota Vienna dengan menaiki trem, kami pun menikmati jajanan di
pinggir jalan. Sambil ngobrol dengan berdiri, di sebuah kios di pinggir jalan,
kami menikmati sosis bakar sembari minum bir dingin. Rasanya lumayan nikmat.
Lezatnya siraman saosnya membuat lidahku menari-nari.
* My traveling my
memory
No comments:
Post a Comment