“ You Only Live Once. Carpe Diem. Enjoy
Life. Jangan terjebak dengan rutinitas hidup, berikan dirimu
"reward". Traveler never ever get bored! “ jawabannya saat saya
bertanya pembelajaran hidup apa yang sudah ia dapat dari dunia traveling.
Katanya, kecintaannya pada dunia traveling itu telah tumbuh sejak ia kanak-kanak. Itu bermula
ketika orangtuanya suka mengajaknya bepergian, baik ke daerah pegunungan maupun
pantai.
“
Kita se-keluarga suka melakukan Land Touring seperti Pulau Sumatra, Pulau Jawa,
bahkan menyebrang ke Pulau Bali dengan menggunakan mobil. Karena Bapak supir
tunggal, dalam perjalanan kami sering berhenti beberapa kali dan beberapa
daerah, tapi itu sangat menyenangkan “ tambahnya lagi.
Bernica bersekolah di Jakarta hingga
selesai SLTA. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di universitas Padjadjaran,
Bandung. Meski waktu itu ia telah disibukkan dengan kegiatan kuliah, namun traveling
tetap menjadi agenda hidupnya. Itulah
sebab bersama teman-teman kuliahnya, Bernica masih kerap melakukan traveling.
“ Destinasinya
sekitar Bandung, Garut, Tasikmalaya, Yogyakarta,
Bali dan tempat-tempat lainnya, “ urainya. Dan Singapore adalah negara di luar
Indonesia yang pertamakali ia jelajah sendiri, dengan biaya sendiri dan ala
back packer. Bernica saat ini bekerja sebagai staff di Jubilee School, Jakarta.
Sudah bukan lagi rahasia, traveling itu
sering digunakan sebagai ajang untuk pamer diri, terutama bagi traveler pemula,
tak terkecuali Bernica. Namun seiring berjalannya waktu, kini ia melihat traveling
itu sebagai kampus kehidupan, membuat pikirannya lebih terbuka menerima hal-hal
baru, baik adat-istiadat, kebiasaan dari orang-orang yang ia jumpai di suatu
daerah.
Sudah banyak tempat ia singgahi
tentunya. Namun, ketika ditanya manakah yang paling berkesan baginya, Bernica menjawab
begini :
“
Yang paling berkesan ketika mengajak Orang Tua Backpacker-an. Overland
KL-JB-Singapore. Saya nekat membeli tiket KA karena saya penasaran. Mungkin di
lain waktu saya akan mencoba overland KL - HatYai, Thailand by train.
Pesan moral: ketika mengajak Orang Tua berlibur sepertinya segala sesuatunya
berjalan dengan lancer, mungkin karena Ortu-nya happy and senang, dan mereka
juga mengalami hal-hal yang berbeda apabila dibandingkan dengan Traveling
bersama Tour.”
Bernica
mengakui sampai saat ini baru mampu menjelajah sebagian benua ASIA : Indonesia,
Singapore- Johor Baru-Malaysia, Thailand, Hongkong-Shenzen-Macao. Dan ia pun
mengakui Eropa adalah impian travelingnya sejak masih kuliah. Bernica lalu
menceritakan sebuah rahasia kecil.
Ketika kuliah dulu ia sering berkata, bahwa ia baru akan menikah setelah
berkeliling dunia Eropa. Nyatanya, sampai hari ini ia belum menikah, karenanya
ia belum pernah ke Eropa.
“
Jadi sepertinya saya termakan omongan sendiri,” katanya mencoba melogiskan sendiri
hubungan antara jodohnya dengan traveling.
Tetapi rupanya tidak hanya warna memudar, impian hidup juga bisa
terjadi. Itupun dialami Bernica. Saat ini, katanya, keinginannya untuk
traveling ke Eropa sudah berkurang. Yang
dia inginkan malah Backpacker-an ke Korea. Boleh jadi karena pengaruh trend
K-Pop dan Drama Korea.
“
Seandainya ada kesempatan, saya ingin sekali Backpacker-an ke KOREA,
bermodalkan International Driving Permit dan GPS saya bisa ke Jeju Island juga.
Mengapa saya ingin ke Korea ? Simple, karena saya suka dengan Culture Negara
Korea. Interesting! “ jelas penyanyi sopran dari anggota Vox Glorify Choir ini.
Banyak
traveling berarti banyak pengalaman didapat. Tidak melulu menyenangkan.
Tetapi, adakalanya kita mendapatkan
sebuah pengalaman yang unik, sesuatu yang barangkali tidak terbayangkan
sebelumnya. Ketika saya tanyakan,
manakah pengalaman travelingnya yang ia anggap paling dramatis, ia menyebut saat
ke kota Shenzen, RRC.
“
Buat saya, yang paling dramatis adalah ketika di Shenzhen, RRC. Dramatis dalam
artian "i would never get back here" , dikarenakan perbedaan Bahasa,
dan citizen disana rata-rata tidak bisa berbahasa Inggris, maka cukup sulit
ketika Traveling dengan konsep Backpacker. Polisi disana pun tidak bisa berbahasa
Inggris. Mau bertanya kepada orang sekitar malah dijauhi. Money Changer hanya ada di Station kereta di
perbatasan HK-SZ. Menawar barang pun butuh waktu hampir 30 menit dengan bahasa
Tarzan. Seandainya ada kesempatan kembali ke RRC lebih baik saya menggunakan
jasa Tour.
Kalau
di Hong Kong lain lagi, Di HK attitude warga keturunan nya lebih
"Rude" apabila dibandingkan dengan warga asli di SZ - China yang jauh
lebih ramah. Menawar barang di HK harus hati-hati, kalau nawarnya
"sadis" siap-siap dilempar Kalkulator, seperti yang saya alami. Lol,
“ katanya mengingat kembali pengalaman travelingnya itu.
Kita
tahu dunia berkembang dan jenis traveling juga berkembang. Kini traveling tidak
selalu hanya diartikan sebagai jalan-jalan atau melancong. Lantas, jenis traveling apa yang ia sukai ?
“Saya
termasuk tipe Traveler Ekologi dan Kuliner. Saya adalah pengagum Culture suatu
daerah yang dianggap khas, unik dan menarik. Ditambah memang saya tukang makan,
maka saya suka sekali mencicipi makanan khas suatu daerah. Sejauh ini Destinasi
Favorit saya untuk Kuliner adalah Thailand :)” katanya memastikan.
Dalam
dunia traveling, seperti halnya dunia seni atau olahraga, adalah hal yang biasa
bila seorang traveler pun mengidolakan traveler yang lain. Entah karena jumlah
negara yang sudah dijelajahi, entah karena cara traveling orang itu atau apapun
alasannya. Ketika hal ini saya tanyakan kepada Bernica, ia mengaku tak punya
traveler idola.
“
Tetapi saya salut dengan para Backpacker yang telah menjelajah dunia. Dan
mungkin Traveler idola adalah diri saya sendiri, karena saya cukup bangga
dengan kemampuan saya yang terbatas, tetapi ternyata saya berani
melangkahkan kaki ke negeri orang...maaf agak narsis. “ ungkapnya.
Dipenghujung
wawancara kami, saya memintanya untuk memberikan tips bagi traveler pemula dan
bagaimana melakukan traveling murah meriah.
“
Untuk para Newbie, sering-sering membaca buku, web blog, terutama blog2 tentang
traveling. Karena dengan membaca itu kita sudah 50% menguasai daerah yang akan
dikunjungi. Selain itu, kita juga bisa mengetahui bagaimana membuat ongkos
perjalanan menjadi lebih hemat. Bikinlah
Passport bagi yang ingin bepergian Non-Domestic. Hunting tiket pesawat/hotel/KA
dari 6 bulan atau bahkan 1 tahun sebelumnya. Itu akan mempermudah dan menghemat
ongkos perjalanan. Apalagi sekarang sudah banyak situs2 yang menyediakan tiket
penerbangan, hotel dll dengan harga yang terjangkau dan dengan kenyamanan yang
cukup memadai. Ingat: Melakukan perjalanan dengan Itinerary sendiri ala
Backpacker akan sangat banyak memangkas dan menghemat ongkos perjalanan dibandingkan
menggunakan jasa Tour, “ tutupnya.
Itulah
sahabat traveler kita, Bernica Manurung,
No comments:
Post a Comment