Tuesday, 8 November 2016

Bernica Manurung

YOU ONLY LIVE ONCE


Tidak lama setelah kepulangannya dari kota Chiang Mai, Thailand, Oktober lalu, saya meminta kesediannya untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Ya, saya tertarik untuk membuat profile dirinya sebagai sahabat traveler. Dan wawancara pun kemudian kami lakukan by email diselingi dengan WhatsApp. Dialah Bernica , lengkapnya Bernica Mega Lestari Manurung, cewek Batak kelahiran Jakarta pada Juni 1984 silam.

 You Only Live Once. Carpe Diem. Enjoy Life. Jangan terjebak dengan rutinitas hidup, berikan dirimu "reward". Traveler never ever get bored! “ jawabannya saat saya bertanya pembelajaran hidup apa yang sudah ia dapat dari dunia traveling.

Katanya,  kecintaannya pada dunia traveling itu  telah tumbuh sejak ia kanak-kanak. Itu bermula ketika orangtuanya suka mengajaknya bepergian, baik ke daerah pegunungan maupun pantai. 

 “ Kita se-keluarga suka melakukan Land Touring seperti Pulau Sumatra, Pulau Jawa, bahkan menyebrang ke Pulau Bali dengan menggunakan mobil. Karena Bapak supir tunggal, dalam perjalanan kami sering berhenti beberapa kali dan beberapa daerah, tapi itu sangat menyenangkan “ tambahnya lagi. 

Bernica bersekolah di Jakarta hingga selesai SLTA. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di universitas Padjadjaran, Bandung. Meski waktu itu ia telah disibukkan dengan kegiatan kuliah, namun traveling tetap menjadi agenda hidupnya.  Itulah sebab bersama teman-teman kuliahnya, Bernica  masih kerap melakukan traveling. 

“ Destinasinya  sekitar Bandung, Garut, Tasikmalaya, Yogyakarta, Bali dan tempat-tempat lainnya, “ urainya. Dan Singapore adalah negara di luar Indonesia yang pertamakali ia jelajah sendiri, dengan biaya sendiri dan ala back packer. Bernica saat ini bekerja sebagai staff di Jubilee School, Jakarta.

Sudah bukan lagi rahasia, traveling itu sering digunakan sebagai ajang untuk pamer diri, terutama bagi traveler pemula, tak terkecuali Bernica. Namun seiring berjalannya waktu, kini ia melihat traveling itu sebagai kampus kehidupan, membuat pikirannya lebih terbuka menerima hal-hal baru, baik adat-istiadat, kebiasaan dari orang-orang yang ia jumpai di suatu daerah.

 Sudah banyak tempat ia singgahi tentunya. Namun, ketika ditanya manakah yang paling berkesan baginya, Bernica menjawab begini :

“ Yang paling berkesan ketika mengajak Orang Tua Backpacker-an. Overland KL-JB-Singapore. Saya nekat membeli tiket KA karena saya penasaran. Mungkin di lain waktu saya akan mencoba overland KL - HatYai, Thailand  by train. Pesan moral: ketika mengajak Orang Tua berlibur sepertinya segala sesuatunya berjalan dengan lancer, mungkin karena Ortu-nya happy and senang, dan mereka juga mengalami hal-hal yang berbeda apabila dibandingkan dengan Traveling bersama Tour.”

Bernica mengakui sampai saat ini baru mampu menjelajah sebagian benua ASIA : Indonesia, Singapore- Johor Baru-Malaysia, Thailand, Hongkong-Shenzen-Macao. Dan ia pun mengakui Eropa adalah impian travelingnya sejak masih kuliah. Bernica lalu menceritakan sebuah rahasia kecil.  Ketika kuliah dulu ia sering berkata, bahwa ia baru akan menikah setelah berkeliling dunia Eropa. Nyatanya, sampai hari ini ia belum menikah, karenanya ia belum pernah ke Eropa.

“ Jadi sepertinya saya termakan omongan sendiri,” katanya mencoba melogiskan sendiri hubungan antara jodohnya dengan traveling.  Tetapi rupanya tidak hanya warna memudar, impian hidup juga bisa terjadi. Itupun dialami Bernica. Saat ini, katanya, keinginannya untuk traveling ke Eropa sudah berkurang.  Yang dia inginkan malah Backpacker-an ke Korea. Boleh jadi karena pengaruh trend K-Pop dan Drama Korea. 

“ Seandainya ada kesempatan, saya ingin sekali Backpacker-an ke KOREA, bermodalkan International Driving Permit dan GPS saya bisa ke Jeju Island juga. Mengapa saya ingin ke Korea ? Simple, karena saya suka dengan Culture Negara Korea. Interesting! “ jelas penyanyi sopran dari anggota Vox Glorify Choir ini.

Banyak traveling berarti banyak pengalaman didapat. Tidak melulu menyenangkan. Tetapi,  adakalanya kita mendapatkan sebuah pengalaman yang unik, sesuatu yang barangkali tidak terbayangkan sebelumnya.  Ketika saya tanyakan, manakah pengalaman travelingnya yang ia anggap paling dramatis, ia menyebut saat ke kota Shenzen, RRC.

“ Buat saya, yang paling dramatis adalah ketika di Shenzhen, RRC. Dramatis dalam artian "i would never get back here" , dikarenakan perbedaan Bahasa, dan citizen disana rata-rata tidak bisa berbahasa Inggris, maka cukup sulit ketika Traveling dengan konsep Backpacker. Polisi disana pun tidak bisa berbahasa Inggris. Mau bertanya kepada orang sekitar malah dijauhi.  Money Changer hanya ada di Station kereta di perbatasan HK-SZ. Menawar barang pun butuh waktu hampir 30 menit dengan bahasa Tarzan. Seandainya ada kesempatan kembali ke RRC lebih baik saya menggunakan jasa Tour.

Kalau di Hong Kong lain lagi, Di HK attitude warga keturunan nya lebih "Rude" apabila dibandingkan dengan warga asli di SZ - China yang jauh lebih ramah. Menawar barang di HK harus hati-hati, kalau nawarnya "sadis" siap-siap dilempar Kalkulator, seperti yang saya alami. Lol, “ katanya mengingat kembali pengalaman travelingnya itu.

Kita tahu dunia berkembang dan jenis traveling juga berkembang. Kini traveling tidak selalu hanya diartikan sebagai jalan-jalan atau melancong. Lantas, jenis traveling apa yang ia sukai ?

“Saya termasuk tipe Traveler Ekologi dan Kuliner. Saya adalah pengagum Culture suatu daerah yang dianggap khas, unik dan menarik. Ditambah memang saya tukang makan, maka saya suka sekali mencicipi makanan khas suatu daerah. Sejauh ini Destinasi Favorit saya untuk Kuliner adalah Thailand :)” katanya memastikan.

Dalam dunia traveling, seperti halnya dunia seni atau olahraga, adalah hal yang biasa bila seorang traveler pun mengidolakan traveler yang lain. Entah karena jumlah negara yang sudah dijelajahi, entah karena cara traveling orang itu atau apapun alasannya. Ketika hal ini saya tanyakan kepada Bernica, ia mengaku tak punya traveler idola.

“ Tetapi saya salut dengan para Backpacker yang telah menjelajah dunia. Dan mungkin Traveler idola adalah diri saya sendiri, karena saya cukup bangga dengan kemampuan saya yang terbatas, tetapi ternyata  saya berani melangkahkan kaki ke negeri orang...maaf agak narsis. “ ungkapnya.

 Dipenghujung wawancara kami, saya memintanya untuk memberikan tips bagi traveler pemula dan bagaimana melakukan traveling murah meriah.

“ Untuk para Newbie, sering-sering membaca buku, web blog, terutama blog2 tentang traveling. Karena dengan membaca itu kita sudah 50% menguasai daerah yang akan dikunjungi. Selain itu, kita juga bisa mengetahui bagaimana membuat ongkos perjalanan menjadi lebih hemat. Bikinlah Passport bagi yang ingin bepergian Non-Domestic. Hunting tiket pesawat/hotel/KA dari 6 bulan atau bahkan 1 tahun sebelumnya. Itu akan mempermudah dan menghemat ongkos perjalanan. Apalagi sekarang sudah banyak situs2 yang menyediakan tiket penerbangan, hotel dll dengan harga yang terjangkau dan dengan kenyamanan yang cukup memadai. Ingat: Melakukan perjalanan dengan Itinerary sendiri ala Backpacker akan sangat banyak memangkas dan menghemat ongkos perjalanan dibandingkan menggunakan jasa Tour, “ tutupnya.

Itulah sahabat traveler kita, Bernica Manurung,

No comments:

Post a Comment