Pelancongan saya selanjutnya adalah menuju kota tua Malaka.
Bagi travel blogger seperti saya, menjelajah Malaka sudah pasti masuk dalam daftar destinasi wajib. Soalnya, disini
banyak situs peninggalan sejarah. Malaka terkenal dengan bangunan-bangunan
peninggalan zaman Belanda dan Portugis. Land mark kota ini yg terkenal adalah
bangunan gereja tua Christ Church. Posisinya
bersebelahan dengan Stadthuys Museum dan Kantor Pos Pusat di Dutch Square.
Ketika hari masih pagi, Minggu 11 Desember 2016, saya
tiba di lokasi. Setelah kakiku menjelajah ke sana ke mari dan mataku menatap jalan-jalan
di kota ini membuatku berdecak kagum. Terasa banget nuansa kota kunonya namun
berpadu dengan bangunan modern. Hard Rock café bisa kita temukan disini. Terasa
bahwa kota ini memang sudah dikemas untuk turisme.
Disini ada banyak bangunan-bangunan bersejarah dan
mudah pula kita kunjungi karena jaraknya berdekatan. Kita cukup dengan berjalan
kaki saja, tapi kalo tak kuat jalan, bisa naik becak khas Malaka dan harganya
pun tak mahal. Kota ini didominasi dengan warna merah sejak kita tiba. Itu
sebabnya, orang sering menyebutnya Kota Bangunan Merah. Dan oleh UNESCO kota
Malaka ini telah ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia.
Bagi Anda yg suka fotografi, saya jamin Malaka tempat
yg sangat elok untuk diabadikan. Banyak spot menarik untuk kita membidik
kamera, berselfie atau berwefie. Pergilah ke museum kapal Pinisi, ke klenteng
dan museum Cheng Ho, jalan-jalan ke
Jonker Street dan tempat-tempat lainnya. Kulinernya juga banyak dan siap untuk
menggoyang lidah Anda.
The last but not least, traveling saya kali ini pun
sangat menyenangkan. Sebab di sini saya bersama Bonar bertemu, berkenalan dan
akhirnya kami jalan bareng dengan 3 traveler wanita berasal dari kota Batam.
Mereka tengah berlibur ke Malaka dan perjumpaan kami dimulai dari bis yg
membawa kami dari terminal Sentral Malaka. Devi, Yani dan Dwi Rahmadhani,
itulah nama mereka. Kami cepat akrab satu sama lain. Keakraban kami ini segera
membuat saya ingat dengan sebuah kata bijak dalam dunia traveling. Kata bijak
itu mengatakan bahwa adakalanya traveling itu tidak diukur dari jarak yg
ditempuh, tetapi dari persahabatan yg terjalin antara sesama traveler.
Banyak momen dan canda membuat kami tertawa bersama. Banyak
tempat bagus membuat kami perlu berfoto bersama. Lihatlah gaya berfoto kami di saat
kami jalan bareng mengitari kota Malaka. Semoga dihari mendatang kami bisa
traveling bareng lagi di lain destinasi.
Catatan perjalanan saya selanjutnya traveling ke perkampungan Prancis di Pahang, dikenal dengan nama Colmar Tropicale.
No comments:
Post a Comment